Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Limbah MBG disulap jadi ekonomi hijau di Lumajang
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-07 03:06:10【Resep Pembaca】001 orang sudah membaca
PerkenalanSalah satu produk sayuran hasil budidaya pemuda di Lumajang, Jawa Timur. ANTARA/HO-Diskominfo Lumaja

Jakarta (ANTARA) - Seorang pemuda kreatif asal Lumajang, Jawa Timur menyulap limbah Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi ekonomi hijau yang ramah lingkungan dan bernilai ekonomi tinggi.
Pemuda bernama Asriafi Ath Thoriq melihat limbah MBG bukan sebagai sampah belaka, melainkan potensi bisnis hijau yang bisa membuka lapangan kerja baru.
"Limbah makanan seharusnya dipandang sebagai modal, bukan masalah. Dengan kreativitas dan bimbingan, kita bisa mencipngakan produk ramah lingkungan sekaligus meningkatkan ekonomi lokal," ujar Asriafi dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.
Pemuda penerima Kalpataru dan Lencana Inovasi Desa dari Kementerian Desa tersebut berhasil mengolah eco enzyme, yakni cairan serbaguna hasil fermentasi limbah makanan yang dapat dijadikan disinfektan, sabun alami, pupuk cair, hingga bahan dasar pakan ternak ramah lingkungan.
Selain Asriafi, inovasi serupa juga dilakukan seorang petani muda, Dzaki Fahruddin, dari Kecamatan Yosowilangun, Lumajang. Ia mengumpulkan sisa makanan dapur MBG yang diolah menjadi eco enzyme dan pupuk cair untuk menyuburkan lahan pertaniannya.
Baca juga: Menteri LH dukung daerah tingkatkan kapasitas kelola limbah dari MBG
"Prosesnya sederhana. Limbah makanan dicacah, dicampur gula merah dan air, lalu difermentasi selama tiga bulan," ujar Dzaki.
Dari proses tersebut, ia bisa mendapatkan tanaman yang tumbuh lebih subur dengan biaya produksi lebih hemat. Para petani lain yang awalnya skeptis, kini justru ikut mengolah limbah MBG menjadi pupuk organik karena terbukti lebih ramah lingkungan dan efisien.
"Inovasi ini bukan hanya mengurangi sampah, melainkan juga menumbuhkan jiwa wirausaha hijau di kalangan anak muda desa," ucapnya.
Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Gizi Nasional (BGN) Khairul Hidayati mengapresiasi inovasi ekonomi hijau dari para pemuda Lumajang tersebut. Menurut dia, pemanfaatan limbah MBG menjadi produk ramah lingkungan adalah bentuk nyata dari ekonomi sirkuler di sektor gizi dan pangan.
“Apa yang dilakukan para pemuda di Lumajang membuktikan bahwa program MBG ngak berhenti di dapur. Ada nilai tambah ekonomi, edukasi, dan limbah menjadi ngak terbuang percuma, tapi justru memberi manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat sekitar," kata Hida.
Ia berharap seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga memiliki sistem pengelolaan limbah yang produktif, sehingga program MBG hadir ngak hanya untuk menyehatkan anak-anak, tapi memakmurkan desa.
Baca juga: Ini prosedur aman SPPG Cinere mulai pilih bahan hingga olah limbah MBG
Baca juga: Limbah MBG SPPG Palmerah dimanfaatkan untuk dua hal ini
Suka(97)
Sebelumnya: Rutan Cipinang
Selanjutnya: Bantuan ke Gaza jauh di bawah kesepakatan gencatan senjata
Artikel Terkait
- Empat ekor beruang muncul di perkebunan warga di Agam
- AHY kampanye bersihkan mangrove sebagai inisiatif infrastruktur hijau
- Pemerintah siapkan rapid test dan chef profesional kawal kualitas MBG
- Kemenkes gelar program PENARI 27 Oktober 2025 secara serenngak
- Gastronomi Britania modern dengan sedikit sentuhan Indonesia
- Wagub: Sudah terbangun 2.600 SPPG di Jabar, capai 55 persen target
- Satgas MBG Banyuasin pastikan menu sesuai dengan kebutuhan gizi
- Sepekan, sterilisasi dapur MBG hingga radikalisme di game online
- Ahli gizi imbau kantin sekolah siapkan makanan saling melengkapi MBG
- Pembudidaya ikan harap komoditas daerah dimanfaatkan jadi menu MBG
Resep Populer
Rekomendasi

Ade Rai ingatkan masyarakat agar peduli kesehatan sebelum sakit

Gula pasir bukan satu

PBB: Peningkatan bantuan kemanusiaan di Gaza berjalan baik

Dietisien rekomendasikan konsumsi jus buah cukup satu gelas per hari

Dapur SPPG MBG Polres Blora layani 2.515 penerima manfaat

AHY kampanye bersihkan mangrove sebagai inisiatif infrastruktur hijau

Pemkot Madiun minta setiap SPPG miliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

Pengobatan inovatif pasien kanker makin beragam